Minggu, 15 November 2015

Sepsis Neonatorum

A.       DEFINISI
Sepsis adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala infeksi parah, yang dapat berkembang kearah septisemia dan syok sepsis, septisemia menunjukan munculnya infeksi sistemik pada darah yang disebabkan oleh pengadaan mikroorganisme secara cepat atau zat-zat racunnya yang dapat mengakibatkan perubahan psikologis yang sangat besar.

Sepsis adalah suatu infeksi berat yang menyebar keseluruh tubuh bayi baru lahir.
Sepsis adalah suatu sindrom respon imflamasi janin disertai gejala klinis infeksi yang di akibatkan adanya kuman didalam darah neonatus.

B.      ETIOLOGI
Penyebab sepsis neonatorum adalah berbagai macam kuman seperti bakteri, virus, parasit, dan jamur.
Penyebab yang paling sering dari sepsis mulai awal adalah Sreptokokus Group B (SGB) dan bakteri enterik yang didapat saluran kelamin ibu. Sepsis mulai akhir  dapat disebabkan oleh SGB virus Herves Simplek (HSV) dan E.Coli pada bayi dengan berat lahir sangat rendah dan candida dan Stafilokokus Koagulase Negatif (CONS), merupakan patogen yang paling umum pada sepsis mulai-akhir.
Bayi baru lahir berisiko tinggi terinfeksi apabila ditemukan :
1.                               Pada riwayat kehamilan
a.       Infeksi pada ibu selama kehamilan.
b.      Ibu menderita eklampsia
c.       Ibu dengan Diabetes Melitus
d.      Ibu mempunyai penyakit bawaan

2.                               Pada riwayat kelahiran
a.       Persalinan lama
b.      Persalinan dengan tindakan
c.       Ketuban pecah dini (lebih dari 18 jam)
d.      Air ketuban hijau kental
3.                               Pada bayi baru lahir.
a.       Trauma lahir
b.      Lahir kurang bulan
c.       Bayi kurang mendapat cairan dan kalori hipotermi pada bayi.

Adapun mekanisme terjadinya sepsis neonatorum yaitu :
1.                                           Antenatal
Paparan mikro organisme dari ibu (infeksi Asceding dari cairan amnion, adanya paparan mikroorganisme dari trakrur urogenitaklis ibu melalui penularan transplasental
2.       Selama Persalinan
Trauma kulit dan pembuluh darah selama persalinan atau tindakan obstetri invasif.
3.                               Postnatal
Adanya paparan yang meningkat postnatal (mikroorganisme dari satu bayi kebayi yang lain, ruangan terlalu penuh dan jumlah perawat yang kurang).

C.      FATOFISIOLOGI
Berdasarkan waktu timbulnya dibagi menjadi tiga yaitu :
1.       Early Onset
Terjadi pada 5 hari pertama setelah lahir dengan manifestasi klinis  yang timbulnya mendadak dengan gejala sistemik yang berat terutama  mengenai sitem saluran pernafasan  proresif dan akhirnya syok.
2.       Late Onset
Timbul setelah umur 5 hari dengan manifestasi klinis sering disertai adanya kelainan sistem susunan syaraf pusat.
3.       Infeksi Nosokomial
Infeksi yang terjadi pada neonatus tanpa resiko infeksi yang timbul lebih dari 48 jam disaat dirawat di rumah sakit.

D.      TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala spesis neonatorum dilihat dari berbagai aspek seperti :
1.       Keadaan umum
a.       Suhu tubuh abnormal
b.      Letargis, mengantuk, aktivitas berkurang.
c.       Malas minum, sebelumnya minum dengan baik.
d.      Iritabel / rewel
e.      Kondisi memburuk secara cepat / drastis.
2.       Gastrointestinal
a.       Munta, diare, perut kembung, hepatomegali
b.      Tanda mulai hari ke empat
3.                               Kulit
a.       Sianosis, pucat, ruan, sklerem, ikterik, kardiopulmonal.
b.      Takipnea, distres respirasi (merinti, retrasi), Takikardi, hipotensi

E.       DIAGNOSIS
Diagnosis infeksi pada bayi baru lahir tidak mudah. Tanda khas seperti yang terdapat pada bayi yang lebih tua seringkali tidak temukan. Diagnosis didahului oleh prasangka adanya infeksi, kemudian berdasarkan itu diagnosis ditentukan dengan pemeriksaan selanjutnya. Infeksi pada bayi baru lahir cepat sekali menjalar menjadi infeksi umum, sehingga gejala infeksi lokal tidak menonjol lagi. Diagnosis dini sering dibuat apabila petugas pelayanan kesehatan cukup waspada terhadap kelainan tingkah laku bayi baru lahir yang seringkali merupakan tanda awal infeksi umum. Sedangkan dari pemeriksaan penunjang ditemukan trombositopenis, peningkatan protein fase akut (CRP), IgM, ditemukan kuman pada biakan darah, urin, LCS (Saifuddin, 2006).

F.       PENCEGAHAN
1.                               Pada Masa Antenatal
Perawatan antenatal meliputi pemeriksaan kesehatan ibu secara berkala, imunisasi, pengobatan terhadap penyakit infeksi yang diderita ibu. Asupan gizi yang memadai, penanganan terhadap keadaan yang dapat menurunkan kesehatan ibu dan janin.
2.       Pada Masa Persalinan
Perawatan ibu selama persalinan dilakukan secara Aseptik.
3.                               Pada Masa Pasca Persalinan
Rawat gabung bila bayi normal, pemberian ASI secepatnya, jaga lingkungan dan peralatan tetap bersih, perawatan luka umbilikus secara steril’

G.     PENANGANAN
Adapun tindakan yang dilakukan pada sepsis neonatorum menurut Rusep Hasan 1985 yaitu :
1.       Memberikan Antibiotika Spektum luas sambil menunggu biakan darah dan uji resistensi,antibiotika yang menjadi pilihan pertama ialah sefolosporin ( sefotaksim ) dengan dosis 200 mg/kg BB / hari Intravena dibagi dalam 2 dosis, dikombinasikan dengan amikasin yang memberikan dengan dosis awal 10 mg/kg BB/hari Intravena dilanjutkan dengan 15 mg/kg BB/hari atau dengan gentamisin 6 mg/kg BB/hari masing-masing dibagi dalam 2 dosis, pilihan kedua adalah Ampisillin 300-400mg/kg BB/hari Intravena dibagi dalam 4 dosis dikombinasikan dengan klorafenikol 50/kg/BB/ hari Intravena dibagi dalam 4 dosis.
2.                         Pemeriksaan laboratorium rutin
3.                         Biakan darah dan uji resistensi.
4.                         Fungsi lumbal dan biakan cairan cerebrospinalis dan uji resistensi.
5.                         Bila ada indikasi, dapat dilakukan biakan tinja dan urin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar