Minggu, 20 September 2015

sejarah perkembangan bidan




A.    Perkembangan Pelayanan Kebidanan Di Dunia Internasional
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di Negara berkembang. Di Negara miskin, 25-50% kematian wanita usia subur disebabkan kehamilan dan persalinan. Hal ini sebenarnya dapat dicegah dengan teknologi yang ada serta biaya yang relative rendah. Menanggapi masalah tersebut,
1.      Tahun 1987, konferensi tentang kematian ibu di Nairobi, Kenya.
2.      1990, world summit for children di new York, A.S
Hasil 7 tujuan utama, diantaranya menurunkan angka kematian ibu menjadi separuh pada tahun 2000.
3.      1994, international conference on population and development (ICPD) di kairo, mesir.
Menyatakan bahwa kebutuhan kesehatan reproduksi pria dan wanita sangat vital bagi bangkesos dan pengembangan SDM.
4.      1995, Beijing, China. Fourth world conference on woman.
5.      1997, Colombo, Srilanka ada Safe motherhood technical consultation.
6.      1999, WHO. Making pregnancy Safer (MPS)
a.       Menempatkan safe motherhood sebagai prioritas utama dalam rencana pembangunan nasional dan internasional.
b.      Menyusun acuan nasional dan standar pelayanan kesehatan maternal dan  neonatal
c.       Mengembangkan system yang menjamin pelaksanaan standar yang telah disusun
d.      Memperbaiki akses pelayana kesehatan maternal dan neonatal, keluarga berencana, aborsi legal, baik public maupun swasta.
e.       Meningkatkan upaya kesehatan promotif dalam kesehatan maternal dan neonatal serta pengendalian fertilitas pada tingkat keluarga dan lingkungannya
f.       Memperbaiki system monitoring pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.

B.     Perkembangan Pelayanan Kebidanan Di Indonesia
Tenaga yang sejak dahulu ada sampai sekarang memegang peranan penting dalam pelayanan kebidanan adalah dukun bayi. Dukun bayi biasanya seorang wanita, hanya di Bali terdapat dukun bayi pria karena dengan doanya dianggap dapat membantu melancarkan persalinan.
Praktek kebidanan modern dimasukkan di Indonesia oleh dokter belanda. Dengan berkembangnya pendidikan di Indonesia, maka bertambah pula tenaga professional yang ada di Indonesia seperti dokter, dokter Sp.Og, dan bidan.
Dalam usaha meningkatkan pelayanan KIA, didirikan program BKIA. Balai KIA tersebut umumnya dipimpin oleh bidan. Dalam BKIA tersedia:
1.      ANC
2.      PNC
3.      Pemeriksaan dan pengawasan balita.
4.      KB
5.      Penyuuhan gizi
6.      Pelatihan dukun bayi

C.    Perkembangan Pelayanan Kebidanan Di Ingris
Di Ingris bidan adalah pembantu kelahiran tradisional ( Traditional Birth Attendant-TBA) yang nmendapat pengetahuan dan keahkian kecil yang mereka miliki dari kepada anak secara turun temurun. Di Abad pertengahan bidan yang memiliki keahlian merawat dikutuk sebgai penyihir dan dibakar pada tiang (Ehnrenreich and English, 1973).
Bidan dipandang sebagai ancaman terhadap pria yang sedang berusaha mencari untuk membantu mereka sebagai pemegang tunggal seni keperawatan (Ehnrenreich and English, 1973). Abad 14, ada dilembaga pensiun Inggris yang dibayar untuk bidan kerajaan atas jasa yang diberikan, bidan tersebut mendapat kehormatan tertinggi dan mendapat penghargaan dari pemberi kerjanya(Dewhurst,1983)
Abad 16 kebebasan untuk bidan Inggris dimulai, pada abad ke 17 terlihat kemunculan bidan pria, praktisi medis yang mempunyai spesialisasi dalam kelahiran anak (Arney 1982). Percival Willongaby, seorang bidan pria mendorong pengajaran bidan wanita dan membantu anak perempuannya sendiri dalam prakteknya. Perkemabangan dan ambisi social kelas menengah yang diikuti oleh kelompok-kelompok yang lebih kaya di masyarakat dalam mepekerjakan bidan pria untuk membantu istri mereke sebagai tenaga kerja meskipun pria dibayar lebuh besar untuk jasa mereka (hal ini adalah bagiab dari daya tarik mereka sejak ikatan mereka menunjukan kekayaan mereka), hal ini adalah penggunaan peralatan obstetri dan peningkatan pengetahuan yang membantu untuk memelihara posisi mereka.
Abad 18 menunujukan peningkatan bidan Inggris ynag belajar dengan baik dan mampu memberikan kemampuan melalui buku yang mereka tulis. Pada awal abad 19 menunujukan pembangunan Rumah Sakit. Sedangkan permulaan abad 19 menunujukan pertentangan untuk peraturan praktek medis dan dalam pertentangan tenaga dan posisi dokter untuk membentuk kelahiran anak sebagi bantuan special.
Perjanjian bidan Tahun 1902 diterapkan di Inggris yang dilegalkan untuk pendirian badan bidan pusat (CMB) diperkuat untuk :
1.      Mengatur sertifikasi bidan dan untuk menjaga serangkaian yang telah tersertifikat
2.      Mengatur pelatihan kebidanan dan untuk memegang peran pemeriksaan berkualitas
3.      Diijinkan untuk catatan, peraturan dan praktek pengawasan dan penundaan darti praktek
4.      Menentukan protocol dan mengarahkan pendengaran dalam kasus salah arah dan jika terbukti untuk mengubah nama bidan dari catatan
5.      Mengangkat otoritas pengawasan local yang akan menilai praktek bidan dan menjamin bahwa peraturan telah diobservasi.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar