A. Perkembangan Pelayanan Kebidanan Di
Dunia Internasional
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah
besar di Negara berkembang. Di Negara miskin, 25-50% kematian wanita usia subur
disebabkan kehamilan dan persalinan. Hal ini sebenarnya dapat dicegah dengan
teknologi yang ada serta biaya yang relative rendah. Menanggapi
masalah tersebut,
1.
Tahun 1987,
konferensi tentang kematian ibu di Nairobi, Kenya.
2. 1990,
world summit for children di new York,
A.S
Hasil 7 tujuan utama, diantaranya
menurunkan angka kematian ibu menjadi separuh pada tahun 2000.
3. 1994,
international conference on population and development (ICPD) di kairo, mesir.
Menyatakan
bahwa kebutuhan kesehatan reproduksi pria dan wanita sangat vital bagi
bangkesos dan pengembangan SDM.
4. 1995,
Beijing, China. Fourth world conference on
woman.
5. 1997,
Colombo,
Srilanka ada Safe motherhood technical consultation.
6. 1999,
WHO. Making pregnancy Safer (MPS)
a.
Menempatkan safe
motherhood sebagai prioritas utama dalam rencana pembangunan nasional dan
internasional.
b.
Menyusun acuan
nasional dan standar pelayanan kesehatan maternal dan neonatal
c.
Mengembangkan
system yang menjamin pelaksanaan standar yang telah disusun
d.
Memperbaiki akses
pelayana kesehatan maternal dan neonatal, keluarga berencana, aborsi legal,
baik public maupun swasta.
e.
Meningkatkan upaya
kesehatan promotif dalam kesehatan maternal dan neonatal serta pengendalian
fertilitas pada tingkat keluarga dan lingkungannya
f.
Memperbaiki system
monitoring pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
B. Perkembangan Pelayanan Kebidanan Di Indonesia
Tenaga
yang sejak dahulu ada sampai sekarang memegang peranan penting dalam pelayanan
kebidanan adalah dukun bayi. Dukun bayi biasanya seorang wanita, hanya di Bali terdapat dukun bayi pria karena dengan doanya
dianggap dapat membantu melancarkan persalinan.
Praktek kebidanan modern dimasukkan di Indonesia oleh dokter belanda.
Dengan berkembangnya pendidikan di Indonesia, maka bertambah pula tenaga
professional yang ada di Indonesia seperti dokter, dokter Sp.Og, dan bidan.
Dalam usaha meningkatkan pelayanan KIA, didirikan program BKIA. Balai KIA
tersebut umumnya dipimpin oleh bidan. Dalam BKIA tersedia:
1. ANC
2. PNC
3. Pemeriksaan
dan pengawasan balita.
4. KB
5. Penyuuhan
gizi
6. Pelatihan
dukun bayi
C.
Perkembangan Pelayanan Kebidanan Di Ingris
Di
Ingris bidan adalah pembantu kelahiran tradisional ( Traditional Birth
Attendant-TBA) yang nmendapat pengetahuan dan keahkian kecil yang mereka miliki
dari kepada anak secara turun temurun. Di Abad pertengahan bidan yang memiliki
keahlian merawat dikutuk sebgai penyihir dan dibakar pada tiang (Ehnrenreich
and English, 1973).
Bidan
dipandang sebagai ancaman terhadap pria yang sedang berusaha mencari untuk
membantu mereka sebagai pemegang tunggal seni keperawatan (Ehnrenreich and English,
1973). Abad 14, ada dilembaga pensiun Inggris yang dibayar untuk bidan kerajaan
atas jasa yang diberikan, bidan tersebut mendapat kehormatan tertinggi dan
mendapat penghargaan dari pemberi kerjanya(Dewhurst,1983)
Abad
16 kebebasan untuk bidan Inggris dimulai, pada abad ke 17 terlihat kemunculan
bidan pria, praktisi medis yang mempunyai spesialisasi dalam kelahiran anak
(Arney 1982). Percival Willongaby, seorang bidan pria mendorong pengajaran
bidan wanita dan membantu anak perempuannya sendiri dalam prakteknya.
Perkemabangan dan ambisi social kelas menengah yang diikuti oleh
kelompok-kelompok yang lebih kaya di masyarakat dalam mepekerjakan bidan pria
untuk membantu istri mereke sebagai tenaga kerja meskipun pria dibayar lebuh
besar untuk jasa mereka (hal ini adalah bagiab dari daya tarik mereka sejak
ikatan mereka menunjukan kekayaan mereka), hal ini adalah penggunaan peralatan
obstetri dan peningkatan pengetahuan yang membantu untuk memelihara posisi
mereka.
Abad
18 menunujukan peningkatan bidan Inggris ynag belajar dengan baik dan mampu
memberikan kemampuan melalui buku yang mereka tulis. Pada awal abad 19
menunujukan pembangunan Rumah Sakit. Sedangkan permulaan abad 19 menunujukan
pertentangan untuk peraturan praktek medis dan dalam pertentangan tenaga dan
posisi dokter untuk membentuk kelahiran anak sebagi bantuan special.
Perjanjian
bidan Tahun 1902 diterapkan di Inggris yang dilegalkan untuk pendirian badan
bidan pusat (CMB) diperkuat untuk :
1. Mengatur
sertifikasi bidan dan untuk menjaga serangkaian yang telah tersertifikat
2. Mengatur
pelatihan kebidanan dan untuk memegang peran pemeriksaan berkualitas
3. Diijinkan
untuk catatan, peraturan dan praktek pengawasan dan penundaan darti praktek
4. Menentukan
protocol dan mengarahkan pendengaran dalam kasus salah arah dan jika terbukti
untuk mengubah nama bidan dari catatan
5. Mengangkat
otoritas pengawasan local yang akan menilai praktek bidan dan menjamin bahwa
peraturan telah diobservasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar